Langsung ke konten utama

Ujian Akhir Nasional

Pertama2 pengen ngucapin Selamat deh buat teman2 yg Lulus ujian kali ini. Bagi yg belum berhasil, masih ada kesempatan memperbaiki di ujian berikut-nya.

Standar kelulusan tahun ini memang dirasakan sangat berat bagi siswa pada umumnya. Kita mengerti maksud baik pemerintah, tapi tetap prihatin dgn akibat dari standarisasi yg lumayan tinggi itu.

Seharusnya meningkatkan mutu-nya mulai dari awal, jangan main tes aja. Ini kayak memelihara kuda, perawatan pas-pas-an tapi kuda-nya dipaksa lari cepat saat pacuan. Ya kasian lah.

Nggak 100% sih salah pemerintah, di kita2 juga salah kan? Mungkin saja guru-nya udah semangat ngajar, murid-nya yg kurang perhatian. Atau sebaliknya. Dan yg paling parah kalo udah guru sama muridnya sama2 nggak serius.

Jadi di sini perlu adanya kerjasama yg baik pemerintah selaku penyelenggara dan masyarakat selaku objek. Tapi gimana caranya ya? ayo dong pejabat2 mikir caranya, udah dipilih jadi wakil rakyat, di kasih gaji lumayan kan?

Yang saya tulis di sini hanya pendapat pribadi, saya juga nggak yakin kalo saya yg jadi pemerintah-nya bisa bikin solusi atau keputusan terbaik.

Yg bisa kita lakukan skarang ini sebagai pelajar, yah belajar doang. Kayaknya itu cara paling aman deh, kalo mau lulus ujian. Belum tentu pemerintah mau mendengar keluhan kita ttg tingginya standar kelulusan ini. Tul nggak?

*********************************************************************************
barusan dapat kabar dari kampung, siswa MAN Insan Cendekia Gorontalo lulus 100%, beberapa siswa meraih 10 untuk Matematika & Bahasa Indonesia. Alhamdulillah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

wa ja`alna minal ma`i kulla syai`in hayyin

Dan Kami ciptakan dari air segala sesuatu yang hidup." (Q.S. Al-Anbiya:30) Dalam kitab-kitab tafsir klasik, ayat tadi diartikan bahwa tanpa air semua akan mati kehausan. Tetapi di Jepang, Dr. Masaru Emoto dari Universitas Yokohama dengan tekun melakukan penelitian tentang perilaku air. Air murni dari mata air di Pulau Honshu didoakan secara agama Shinto, lalu didinginkan sampai -5oC di laboratorium, lantas difoto dengan mikroskop elektron dengan kamera kecepatan tinggi. Ternyata molekul air membentuk kristal segi enam yang indah. Percobaan diulangi dengan membacakan kata, "Arigato (terima kasih dalam bahasa Jepang)" di depan botol air tadi. Kristal kembali membentuk sangat indah. Lalu dicoba dengan menghadapkan tulisan huruf Jepang, "Arigato". Kristal membentuk dengan keindahan yang sama. Selanjutnya ditunjukkan kata "setan", kristal berbentuk buruk. Diputarkan musik Symphony Mozart, kristal muncul berbentuk bunga. Ketika musik heavy metal diperdengar...

Apel Aomori

Sabtu minggu kemarin, di ajak pak guru bantu2 panen di kebun milik-nya & milik kakak-nya di salah satu daerah di Aomori prefecture (provinsi). Aomori pref. ini merupakan penghasil apel terbesar di Jepang. Sebenarnya Hachinohe (t4 saya skarang) juga bagian dari provinsi ini, tapi jarang ada kebun apel nya. Yang rame itu....di daerah sebelah barat misalnya hirosaki, hirakawa, goshogawara dll. Luas nya minta ampuuuun wekekekek. Kata pak guru, metik apel itu harus hati2, perlakukan seperti telur wekekek......aya' aya' wae. Ya saya sih ikut perintah, diusahakan hati2 seperti megang granat (lebih ngeri dari telur) huahahaha. Panen nya rame2 dengan keluarga besar nya beliau. Lihat dari umur.....banyak yg udah tua, tapi masih kuat kerja. Apa gara2 tiap hari makan apel ya? wekekek. Di perjalanan pulang, ngambil rute lewat gunung sambil menikmati pemandangan musim gugur. Kombinasi kuning & merah daun + langit yg biru.....cuakeppp bennerrr.

Kok disebut "lampu merah" ?

Lampu lalu lintas di perempatan jalan, sering kita sebut "lampu merah". Padahal kan, ada kuning dan hijau nya juga. nggak adil dong he..he..he.. bisa aja kan "lampu kuning" atau "lampu hijau". Kok orang2 nyebut-nya "lampu merah" ? Kira2 kenapa ya? Kalo menurut saya, itu karna "lampu merah" lebih berkesan daripada "lampu hijau" atau "lampu kuning". Maksud saya begini sodara2.... Kalo kita lagi naik motor atau mobil, pas ketemu "lampu merah, kita harus berhenti (kadang2 yg belok kiri gak termasuk)". Walaupun lagi buru2...tetap harus berhenti (khusus yang patuh hi..hi..). Ini yang membuat "lampu merah" itu berkesan bagi orang2 terutama pengguna jalan. Untuk lampu hijau atau kuning kita kan gak perlu berhenti, berarti hampir sama dengan kondisi "gak ada". Ini yg membuat lampu warna hijau dan kuning menjadi tidak/kurang berkesan. Nah bagaimana menurut anda? Ada pendapat lain?