Langsung ke konten utama

Calon Pemimpin yg Brutal

Lagi2 satu jiwa melayang akibat penganiayaan di IPDN yang dulu namanya STPDN. kok nggak berubah2 ya. Namanya aja yg berubah, penganiayaan jalan teruusss.

Padahal kan kita semua tau, anak2 IPDN itu calon2 pemimpin, calon pejabat pemerintahan. Di samping punya pengetahuan ttg pemerintahan, seharusnya punya rasa "kasih sayang". Sebab nanti kalo udah jadi pemimpin harus sayang sama yg di pimpin (rakyat). Lha....terus kalo sama teman/ junior aja nggak bisa "menyayangi" gimana nanti sama rakyat? Memang nggak semua sih yg jahat.....hanya sebagian.

IPDN harus reformasi besar2-an nih kalo mau benar2 berubah. Kalo hanya himbauan lagi...sama aja bo'ong. Lembaga harus serius menangani "tindak kekerasan" kalo perlu langsung "delete" aja kalo ada tindak kekerasan lagi.

Semoga keluarga yg di-tinggal-kan di beri kasabaran, dan buat yg menganiaya..... jangan lupa tuhan itu maha adil.

Komentar

editya mengatakan…
bubarkan aja tu IPDN, sekolah pemerintah kok gitu, memalukan saja
sachroel mengatakan…
sebenarnya gw juga mikir gitu diet(sssttt tapi jangan bilang siapa2 he..he.. )
hk mengatakan…
masih lebih parah OSPEK ITB rul, masi ingat kan waktu itu diapain aja?
hahahaa.... cuman kita selalu "hoki" ga ada yg mati pas di pukul2in
sachroel mengatakan…
wakakakakak......ada "push up sampe mampus" -nya.
Anonim mengatakan…
Entah apa yang ada dipikiran para aparat pemerintah kita, mungkin betul kata Kolumnis Budhiarto Shambazy bahwa kita adalan “Insane Society“, masyarakat tak waras, yang pandai memutarbalikkan kebodohan menjadi kecerdasan, kekerasan menjadi disiplin, dan kebenaran menjadi sampah, sementara kebohongan menjadi barang manis….

Luar biasa, para praja yang menjadi TERPIDANA pembunuhan Praja STPDN Wahyu Hidayat di tahun 2003 itu rupanya belum pernah me’nikmati’ eksekusi dari pengadilan, walau proses hukum mereka sudah selesai sejak 2005 lalu yang menghasilkan keputusan pengadilan Tinggi Bandung; masing2 (HANYA) 10 bulan penjara . Bahkan Mahkamah Agung sudah menolak kasasi yang mereka ajukan. Tapi BERUNTUNGLAH praja-praja pembunuh itu, status sosialnya membuat mereka diBOLEHKAN untuk menyelesaikan study di STPDN, walau dulu secara seremonial dinyatakan DIPECAT dari pendidikan. Bahkan mereka dijadikan PNS di lingkungan Pemerintahan Kota Bandung dan Sumedang. Mereka JAUH lebih BERUNTUNG dari maling ayam, maling motor, koruptor teri, dll yang langsung diBUI ketika mulai diadili, dan hukumannya bisa lebih dari SETAHUN!!.

Empat dari terpidana itu; Bangun Robinson, Bennarekha Fibrianto, Oktaviano Santoso, dan hendi Setiadi menikmati indahnya menjadi PNS di Pemkot Bandung. Terus dua lainnya menjadi pegawai Pemda Sumedang. Enak nian, sudah membunuh praja, dipecat, diadili, divonis, tapi bisa kembali kuliah, diangkat jadi PNS dan melupakan ‘kejahatan’ nya di tahun 2003 ketika dengan arogannya membantai Wahyu Hidayat!

Memang insitusi sombong itu perlu dibubarkan, senasib dengan rektornya yang dinon aktifkan. Beberapa pemerintah daerah seperti beberapa kabupaten di Prop Kaltim juga sudah bertekad untuk MENOLAK lulusan IPDN itu, terkait budaya kekerasan yang dipraktekkan. Daerah lain seperti Papua mengajukan untuk memiliki sistem dan sekolah IPDN sendiri. Jawa tengah sudah keberatan untuk membiayai IPDN.

Seperti kata Tosari Wijaya, anggota DPR dari FPPP, IPDN hanya menghasilkan Drakula yang berseragam. Sadis.

Thread detik.com beritanya:
- Aneh, 8 penganiaya Wahyu Hidayat belum dieksekusi
- 4 Penganiaya Praja Wahyu Hidayat bekerja di Pemkot Bandung
- 2 Penganiaya Praja Wahyu Hidayat bekerja di Pemda Sumeda
Mashuri mengatakan…
Stop kekerasan di dunia pendidikan. Dan, tolak terpidana untuk menjadi abdi negara....
.n.a.n.a. mengatakan…
gitu deh mental orang2 disana... bales dendam ama yg junior, jadilah gitu terus kejadiannya.

Postingan populer dari blog ini

wa ja`alna minal ma`i kulla syai`in hayyin

Dan Kami ciptakan dari air segala sesuatu yang hidup." (Q.S. Al-Anbiya:30) Dalam kitab-kitab tafsir klasik, ayat tadi diartikan bahwa tanpa air semua akan mati kehausan. Tetapi di Jepang, Dr. Masaru Emoto dari Universitas Yokohama dengan tekun melakukan penelitian tentang perilaku air. Air murni dari mata air di Pulau Honshu didoakan secara agama Shinto, lalu didinginkan sampai -5oC di laboratorium, lantas difoto dengan mikroskop elektron dengan kamera kecepatan tinggi. Ternyata molekul air membentuk kristal segi enam yang indah. Percobaan diulangi dengan membacakan kata, "Arigato (terima kasih dalam bahasa Jepang)" di depan botol air tadi. Kristal kembali membentuk sangat indah. Lalu dicoba dengan menghadapkan tulisan huruf Jepang, "Arigato". Kristal membentuk dengan keindahan yang sama. Selanjutnya ditunjukkan kata "setan", kristal berbentuk buruk. Diputarkan musik Symphony Mozart, kristal muncul berbentuk bunga. Ketika musik heavy metal diperdengar

Bola kok Hitam Putih ya?

Pasti semua udah pada tau, gambar bola di samping ini adalah bola yg dipake di pertandingan sepak bola. Lho.....? kok bisa tau? padahal sama bulat nya dengan bola voli, basket dll. Ya iyalah.....hitam putih gitu. Konon sebelum tahun 60'an, bola ini umumnya berwarna coklat dan tidak bercorak. Sejak tahun 60'an, warna hitam putih dengan corak seperti gambar di atas mulai digunakan di eropa. Di FIFA World Cup tahun 1970 (meksiko), corak ini mulai digunakan. Penggunaan nya pun makin meluas dan akhirnya mendunia seperti sekarang. Kok warna nya hitam putih ya? Jaman itu, televisi umumnya masih yang "hitam putih", kalo warna bola nya putih semua, atau coklat semua, katanya "susah dilihat" or "kurang jelas". Untuk mengatasi hal ini akhir nya kombinasi hitam putih lah yg dipakai. (Begitu kata orang) NB : era 60-70 an berarti jaman nya "Pele". Kalo lihat cuplikan goal2 nya Pele di youtube, kadang bola nya putih polos, yg coklat juga ada. Tentu, yg

"Be positive" versi AlQuran

Ayat alQuran tentang "bersyukur". Ada banyak pesan yang sulit terbaca, kalo hanya lewat membaca terjemahan AlQuran saja.  Semoga menjadi pelajaran buat yang baru dengar (termasuk saya^^), dan pengingat buat yang sudah mulai akan lupa (termasuk saya versi besok, inshaAllah).      1. Versi Pendek (inti) 2. Versi Lengkap